Rabu, 21 Mei 2014

Seputar Desain “Kemasan”

Kemasan (pengemasan) merupakan wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pacaging (pengemasan) berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi
Dari segi promosi wadah atau tempat dapat berfungsi sebagai daya tarik konsumen. Karena itu bentuk, warna, dan desain kemasan itu sendiri harus di pikirkan dan dirancang dengan baik.
Selain itu kemasan akan lebih baik jika menggunakan bahan yang dapat di daur ulang agar tidak menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan.
Fungsi kemasan haruslah memenuhi syarat berikut :
1.    Kemampuan daya bungkus yang baik untuk memudahkan penanganan saat akan di distribusikan.
2.    Kemampuan dalam menjaga isinya dari berbagai ancaman seperti kontaminasi organisme ataupun gesekan , benturan, dan getaran.
3.    Mempunyai ukuran yang standar, mudah dibuang dan mudah untuk mudah untuk di bentuk atau dicetak.
Berikut beberapa contoh kemasan roti yang inovatif dan unik:








Berikut ini adalah Penggolongan Kemasan :

1. Frekuensi Pemakaian
  • Kemasan Sekali Pakai (Disposable),
    yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng dll.
  • Kemasan yang Dapat Dipakai Berulang Kali (Multi Trip),
     seperti beberapa jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.
  • Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi Disposable).
    Wadah-wadah ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai, misalnya kaleng biskuit, kaleng susu, dan berbagai jenis botol. Wadah-wadah tersebut digunakan untuk penyimpanan bumbu, kopi, gula, dan sebagainya.
2. Struktur Sistem Kemas Berdasarkan letak atau kedudukan :
  • Kemasan Primer,
    yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe)
  • Kemasan Sekunder,
    yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.
  • Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
3. Sifat Kekakuan Bahan Kemas
  • Kemasan fleksibel, 

    yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, foil.
  • Kemasan kaku,
    yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan logam.
  • Kemasan semi kaku/semi fleksibel,
    yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang berbentuk pasta.
4. Sifat Perlindungan Terhadap Lingkungan
  • Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.
  • Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang difermentasi.
  • Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.
5. Tingkat Kesiapan pakai
  • Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
  • Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

Kepentingan lain di rumah setelai selesai dipakai. Seperti kaleng biscuit, kaleng    susu,kaleng permen dll, dapat digunakan kembali dengan memasukkan kopi atupun bumbu – bumbu dapur seperti garam, gula ke dalam kaleng yang sudah dipakai.
1.    Tingkat Kesiapan Pakai
·         Wadah siap pakai yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
          Sempurna sejak keluar dari pabrik. Seperti wadah kaleng, wadah botol dsb.
·         Wadah siap dirakit yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan.
          Seperti : Kaleng yang masih dalam bentuk lempengan dan silinder, wadah yang
          Terbuat dari kertas, dan plastik.
Dalam Fungsi Penjualan
Kemasan akan adalah hal yang utama dalam penjualan, seperti halnya kemasan permen, kemasan permen akan di desain dengan mengikuti baik rasa dan bentuk permen itu sendiri, Dengan begitu konsumen tidak akan bingung pada saat akan menbeli dan memilih rasa sesuai keinginannya karena mereka akan mengetahui rasa permen tersebut melalui kemasan misalnya kemasan berwarna merah atau pink konsumen akan tahu bahwa itu adalah rasa strawberry, yang berwarna hijau adalah rasa melon dsb. Pada tahap ini  sebuah kemasan akan menjadi daya pikat bagi para konsumennya sehingga tidak jarang seorang konsumen membeli barangnya dengan hanya melihat dari kemasannya yang indah dan unik.
Sebagai alat penjual kemasan merupakan pengikat terakhir  yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut. Itu sebabnya desain kemasan juga sangat perlu diperhatikan sebagai salah satu strategi berbisnis. 



Fungsi dan Manfaat Kemasan


Penting kah arti kemasan menurut Anda? Faktanya, kemasan sangat berpengaruh terhadap suatu produk yang akan dipasarkan atau dijual. Selain untuk menjaganya, kemasan juga dapat mempercantik sebuah produk yang dapat menarik minat pembelinya. Menggunakan kemasan atau pengemasan terhadap sesuatu yang akan dipasarkan, akan membuat produk terkesan lebih matang/ professional di mata konsumen.
Fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah :
       1.    Seabagai suatu sarana yang mewadahi selama proses distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran.
       2.    Melindungi dan mengawetkan produk dan melindungi produk dari sinar ultraviolet,panas,kelembaban udara,oksigen,benturan,kontaninasi dari kotoran dan mikroba yang dapat murusak dan menurunkan mutu produk.
       3.    Sebagai identitas produk atau sebagai label dari produk yang dapat membedakan produk kita dengan produk yang lain.
       4.    Memudahkan perhitungan dalam pengiriman dan penyimpanan.
       5.    Melindungi dari pengaruh buruk diluar.
       6.    Memperluas pemakaina dan pemasaran produk.
       7.    Menambah daya tarik pembeli.
       8.    Sarana informasi dan iklan.
       9.    Memberi kenyamanan bagi pemakai.
Fungsi ke 7 dan 8 merupakan fungsi tambahan dari kemasan,karena adanya persaingan dalam dunia industri menyebabkan penampilan kemasan harus semenarik mungkin. Cara membuat kemasan yang menarik :
       1.    Cetakan yang multi warna dan mengkilat sehingga menarik dan berkesan mewah.
       2.    Dapat membuat kesan mewah dan bermutu pada produk.
       3.    Desain teknik dari wadahnya memudahkan pemakai.
       4.    Desain teknik wadahnya selalu mengikuti teknik mutahir sehingga produk yang dikemasnya terkesan mengikuti perkembangan terakhir.
Tidak hanya fungsi diatas tetapi juga berperan penting dalam industri pangan,yaitu :
       1.    Pengenalan jatidiri/identitas dari suatu produk.
       2.    Penghias produk agar menarik.
       3.    Piranti monitor.
       4.    Media promosi.
       5.    Media penyuluhan atau petunjuk cara penggunaan dan manfaat produk yang ada di dalamnya.
       6.    Bagi pemerintah kemasan dapat dijadikan sebagai wadah dalam melindungi konsumen.

       7.    Bagi konsumen kemasan dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang isi dan ini ini di perlukan dalam mengabil keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak.

Serba Serbi Seputar Pembungkus Makanan dari Daun


Bila kita berbelanja ke pasar-pasar tradisional maka tidak asing lagi dengan pemandangan  bahan makanan yang dibungkus dengan daun. Hal itu merupakan teknik mengemas yang tergolong tradisional. Daun dipercaya memberi aroma tersendiri bagi bahan makanan yang dibungkusnya.

Bentuk daun sangat beragam. Ada yang berupa helaian, tipis, atau tebal. Namun, daun yang sering dijumpai biasanya memiliki bentuk dasar bulat dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Dari berbagai bentuk daun, ada beberapa yang bisa dijadikan pembungkus makanan.

Berikut adalah contoh daun-daun yang umum dijadikan pembungkus makanan :


1. Daun pisang
Zat lilin yang melapisinya membuat daun pisang dapat menampung hidangan berkuah kental. Daun pisang pun memberi aroma sedap pada masakan. Daun ini dipercaya sebagai pembungkus alami yang serbaguna dan relatif mudah ditemukan.

Daun pisang dapat digunakan untuk pembungkus beberapa jenis makanan, seperti lemper, tempe, nagasari, dan nasi bakar. Daun pisang akan semakin kuat dan elastis jika terlebih dahulu dipanaskan di atas api kecil atau dijemur, sehingga menjadi layu.

Daun pisang yang cocok untuk membungkus makanan, adalah daun pisang raja, daun pisang batu, dan daun pisang kapok. Empat wadah model lipatan dari daun pisang yang paling populer:

- Pincuk. `Piring` saji tradisional berbentuk segiempat dengan tiga sisi yang biasanya dilengkapi dengan suru (sendok dari daun pisang  yang dilipat menjadi dua).
- Tum. `Piring` saji tradisional yang dibuat dengan cara menangkupkan ujung-ujung dari daun pisang dan `dikunci` dengan biting.
- Takir. Wadah berbentuk `bak`, kotak yang terbuka bagian atasnya. Biasanya dipakai untuk lauk-pauk berkuah kental, bubur merah dan bubur putih.
- Sudi. Wadah berbentuk bundar dengan `tonjolan` di bagian tengahnya.

2. Daun jati
Umumnya besar, bulat telur terbalik, dan berhadapan dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anaknya pohon berukuran besar sekitar 60-70 cm x 80-100 cm. Sedangkan pada pohon tua menyusut menjadi sekitar 15x20 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut kelenjar di permukaan bawahnya.

Daun yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah berwarna merah darah apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat dan berbonggol pada buku-bukunya.

Daun jati dapat dimanfaatkan menjadi pembungkus makanan seperti nasi bakar dan nasi jamblang dan terkadang dijadikan pembungkus daging yang masih belum dimasak. Makanan yang dibungkus dengan daun jati akan terasa nikmat, wangi, dan tahan lama. Daun jati yang digunakan sebagai pembungkus makanan adalah daun yang masih muda karena lebih ulet dan tidak mudah robek.

3. Daun kelapa (janur)
Daun kelapa yang paling baik digunakan adalah daun kelapa yang masih muda. Untuk menjaga kesegarannya, daun kelapa muda ini dapat disimpan di tempat yang sejuk selama di tempat yang sejuk selama sehari. Contoh makanan yang dapat dibungkus dengan daun kelapa adalah clorot, ketupat, dan legondo (makanan khas Jogja).

4. Daun mangkokan
Daun mangkok di Indonesia sangat familiar karena bentuknya seperti mangkok. Daun mangkokan ini biasa digunakan untuk menyegarkan aroma anyir pada bahan masakan seperti ikan atau otak sapi.

Cara penggunaannya adalah dengan mengiris tipis-tipis kemudian mencampurkannya dengan masakan. Atau jika mau, daun bisa dicampur dengan bahan lain yang langsung dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu. Misalnya, dibuat pecel.

Selain itu, daun mangkokan ini sering pula dijadikan tempat makanan seperti bubur sagu, pepes, dan pecel sayur. Gunakan daun mangkok yang masih muda, berwarna hijau segar, dan urat daun terlihat jelas agar dapat memberi aroma yang khas dan menghilangkan bau amis.

Aman Kah Bahan Pengemas Untuk Makanan Kita???

Menurut sederet ahli gizi dan pangan mengungkapkan bahwa sejumlah bahan yang digunakan sebagai kemasan tidak sepenuhnya aman. Untuk itu, pemilihan jenis kemasan makanan harus dilakukan dengan hati-hati.
Zat berbahaya yang biasanya terkandung dalam kemasan adalah jenis polimer polyvinyl chloride (PVC), polistiren (styrofoam), polikarbonat, dan melamin.
Jika kemasan yang kita gunakan mengandung zat-zat diatas maka keamanan pangan kita akan terancam jika ada komponen bermigrasi (berpindah) dari kemasan ke makanan. Ancaman juga terjadi jika ada permeasi (perpindahan molekul gas dan cairan). Selain itu, ada absorpsi (penyerapan) komponen pangan ke dalam kemasan.
PVC berupa plastik tipis jernih mengandung logam berat timbal (Pb), ester ftalat, dan vinyl chloride monomer. Bahan-bahan ini merupakan karsinogen kelas 1 (ditemukan kasus pada manusia) yang dapat menyebabkan kanker, dapat mengganggu sistem endokrin, dan menyebabkan penurunan IQ. Bahan yang dapat berpindah dan harus diawasi ialah residu monomer stiren yang merupakan karsinogen kelas 2B (ditemukan kasus pada hewan uji). Melamin mengandung monomer formaldehid dan monomer melamin yang berisiko menimbulkan kerusakan ginjal dan karsinogen kelas 1.
Kemasan yang aman adalah yang terbuat dari gelas dan keramik. Jika memilih kemasan plastik, sebaiknya pilih kemasan dengan tanda tara pangan berupa simbol gelas dan garpu pada kemasan. Disarankan mengurangi penggunaan PVC, jangan gunakan kemasan berwarna mencolok, hindari plastik dalam merebus atau memanaskan makanan, dan jangan sembarangan menggunakan plastik dalam microwave, kecuali atas petunjuk produsen.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan kantong plastik kresek, terutama yang berwarna hitam tidak layak untuk digunakan mengemas makanan siap santap, namun seringkali pedagang kaki lima menggunakannya untuk membungkus makanan seperti bakso, mie atau gorengan.
Penggunaan plastik kresek hitam dan kertas bekas untuk kemasan langsung makanan siap santap harus dihentikan. Plastik kresek merupakan hasil daur ulang beragam plastik bekas dan tidak diketahui riwayat penggunaannya. Bisa saja bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, atau limbah logam berat sehingga tidak layak sebagai kemasan makanan siap santap.Padahal kantong kresek terutama yang hitam adalah plastik daur ulang. Ini berbahaya karena riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui dan dalam proses pembuatannya sering ditambahkan bahan tambahan seperti antioksidan atau pewarna. Karena merupakan produk daur ulang, riwayat penggunaan sebelumnya yang dapat berupa apa saja, termasuk sebagai bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan/manusia maupun limbah logam berat. Penambahan bahan lain seperti pewarna menambahkan risiko berbahaya penggunaan kantong kresek yang juga memiliki bahaya mengandung bahan karsinogenik atau pemicu kanker yang terlepas jika dipanaskan.Untuk menghindari risiko, disarankan untuk tidak menggunakan kantong kresek untuk membungkus makanan, atau tidak menggunakan kresek untuk kontak langsung dengan makanan.
Selain plastik kresek, perlu dicermati juga penggunaan kertas bekas sebagai bungkus makanan seperti gorengan. Tidak semua kertas layak sebagai kemasan pangan, terutama kertas koran dan majalah, yang malah sering digunakan.  Tinta yang digunakan untuk mencetak koran dan majalah dapat mengandung Pb atau logam timbal yang berbahaya karena dapat berpindah ke pangan dan masuk ke dalam tubuh manusia, selain itu bahaya juga ditimbulkan oleh pewarna koran/majalah yang disebut ITx.
Berdasarkan SK Kepala Badan POM tentang Bahan Kemasan Pangan No. HK.00.05.55..6497, plastik pembungkus bahan pangan dibedakan menjadi tujuh jenis dan penggunaannya harus disesuaikan dengan bahan pangan yang akan dikemas. Ada tujuh jenis plastik yang diizinkan sebagai kemasan bahan pangan yaitu polyethylene terephthalate (PET), high density polyethylene (HDPE), polyvinyl chloride(PVC), low density polyethylene (LDPE), poli propilen, polistiren dan plastik lainnya.

Sumber : BPOM

Mengetahui jenis Kemasan Makanan dan Minuman yang Aman

Dalam dunia kemasan makanan kita tidak dapat dipisahkan dari keberadaan dan peran penting dari kemasan. Karena kemasan merupakan hal utama dalam menarik minat konsumen untuk membeli sebuah produk. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai memilih bahan kemasan yang baik untuk kesehatan kita.Dan berikut ini merupakan jenis kemasan makanan dan minuman yang ada di pasaran.

1.    Plastik

Plastik merupakan suatu kemasan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam dunia industri baik industri. Kemudahannya dalam memproduksi membuatnya menjadi makanan,minuman dan lainnya. Penggunaan plastik sendiri dinilai sangat mengutungakan produsen karena dengan harga yang murah sudah bisa kita dapatkan.
Sebagian besar kita menganggap plastik untuk kemasan tidak ada bedanya satu dengan lainnya, padahal plastik dibuat sesuai penggunaan kemasan. Ada plastik yang dibuat khusus untuk produk tertentu dan tidak boleh digunakan untuk jenis produk lain. Misalnya saja botol plastik, dibuat oleh pabriknya dengan kode tertentu.
Banyak dari kita terutama Industri kecil menggunakan plastik tidak pada tempatnya. Plastik kresek hitam yang sering digunakan sebagai pembungkus gorengan, gelas plastik yang dipakai untuk air mendidih, botol kemasan air mineral yang diterpa sinar matahari setiap hari, serta penggunaan plastik kiloan untuk membuat ketupat, merupakan contoh  penggunaan kemasan plastik yang salah dan sangat berbahaya. Akibat dari penggunaan plastik yang tidak sesuai dengan fungsinya ini, dikhawatirkan akan terjadi perpindahan komponen kimia dari plastik ke dalam makanan.
Beberapa kemasan plastik berasal dari material polyetilen polypropilen polyvinylchlorida yang jika dibakar atau dipanaskan dapat menimbulkan dioksin, suatu zat yang sangat beracun dan merupakan penyebab kanker serta dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh seseorang.

2. Kertas

Selain plastik, kertas juga menjadi alat pengemas makanan. Namun ada beberapa kertas yang seharusnya tidak boleh untuk dijadikan kemasan, terutama adalah kertas bekas (seperti bekas majalah atau koran). Kertas bekas memiliki tulisan yang terbuat dari tinta dan terdeteksi mengandung timbal (Pb) yang melebihi batas.
Di dalam tubuh manusia, timbal masuk melalui saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah, dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lainseperti ginjal, hati,otak, saraf dan tulang.
3. Kaleng

Kini semakin banyak makanan dan minuman yang dikemas dalam kaleng. Umumnya produk yang dikemas dalam kaleng akan hilang kesegarannya, juga nilai gizi turun akibat pengolahan dengan suhu tinggi.
Pada pemakaiannya, kaleng harus dilapisi timah putih (Sn) dengan sistem pelapisan sangat ketat dan tidak boleh ada lubang pori sekecil apa pun. Kaleng (template) ini harus dilapisi lagi dengan enamel bila akan digunakan untuk makanan yang mudah menimbulkan korosi (karat). bahaya utama makanan kaleng yaitu tumbuhnya Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan keracunan botulinin.
Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan menjadi kaku, mata berkunang-kunang dan kejang-kejang yang membawa kematian karena sukar bernapas. Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna pengolahannya atau pada kaleng yang bocor sehingga makanan di dalamnya terkontaminasi udara dari luar.
Cermat memilih kaleng kemasan merupakan suatu upaya untuk menghindari bahaya-bahaya yang tidak diinginkan tersebut.
4. Styrofoam

Riset telah membuktikan bahwa bahan styrofoam sangat diragukan keamanannya untuk kesehatan. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styrene menjadi populer di kalangan bisnis makanan, karena bahan tersebut dapat mencegah terjadinya kebocoran dan mampu mempertahankan bentuknya saat dipegang pelanggan. Bahan tersebut juga mampu mempertahankan suhu panas dan dingin agar tetap nyaman dipegang, dan yang membuatnya sangat populer dilangan pebisnis makanan adalah harganya yang sangat relatif murah.
Bahayanya, jenis bahan gabus styrofoam ini dapat melepas monomer stiren jika dipakai untuk makanan panas,belemak,beminyak,dan beralkohol. Pada bulan Juli 2001, Bagian Keamanan Makanan Pemerintah Jepang mengutarakan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan. Styrofoam menjadi berbahaya karena dibuat menggunakan butiran-butiran styrene yang diproses dengan benzana. Padahal zat benzana sendiri merupakan salah satu zat yang menimbulkan berbagai macam penyakit seperti mempercepat detak jantung, gangguan syaraf yang menyebabkan mudah lelah, anemia, badan gemeteran, mudah gelisah, gangguan kelenjar tiroid, bahkan kanker.
5. Gelas  / Kaca


Untuk sementara ini bahan kemasan makanan yang dapat dikatakan paling aman yaitu gelas. Hanya saja karena bahan dasarnya merupakan biji kaca maka memiliki kelemahan yaitu  kemasan gelas tidak tahan pada suhu tertentu dan rentan pecah. Meski ada juga beberapa jenis gelas yang memang tahan sampai suhu tertentu.

Desain Kemasan Unik dan Kreatif

Post kali ini kami ingin menunjukkan beberapa desain kemasan yang mengagumkan yang dirancang oleh para desainer luar biasa, hal pertama yang paliing eye-catching ya kemasannya. Nah, tak sedikit perusahaan baik UKM sampai skala internasional menggelontorkan banyak uang hanya untuk hal tersebut. But, thanks untuk desain grafis, yang membuat segalanya jadi lebih indah dan ‘menjual’. Sedang cari ide untuk desain kemasan produk makanan mu? Cek yuk desain cetakan kemasan dibawah ini!









Inovasi – Inovasi Kemasan Yang Unik


Dengan seiring perkembangan jaman dengan dituntutnya permintaan pasar yangn semakin menuntut para produsen makanan dan kemasan untuk menciptakan suatu kemasan yang praktis dan menarik maka banyak bermunculan kemasaan unik seperti contoh dibawah ini yang merupakan inovasi kemasan fast food karya seorang mahasiswa,yang memudah kan dalam pembawaan dan dinilai lebih praktis.
1.    Togo Burger, Inovasi Kemasan Fast Food Karya Mahasiswa Desain


Seorang mahasiswa desain industri asal Rhode Island, Amerika punya ide menarik soal kemasan fast food. Dengan kemasan bernama Togo Burger, pengunjung restoran bisa memesan menu take awaydengan lebih praktis. Pesanan burger, kentang goreng dan minuman sodapun bisa ditenteng sekaligus dengan satu tangan. 

Biasanya, pesanan take away dikemas dalam kertas cokleat tipis. Bahkan, ada juga yang melapisinya kembali dengan plastik agar lebih mudah ditenteng. Model kemasan ini dianggap membosankan, boros, tak bersahabat dengan alam, sekaligus tak aman karena mudah tumpah.

Karenanya mahasiswa Rhode Island School of Design bernama Seulbi Kim inipun tertarik untuk membuat temuan baru. Ia membuat Togo Burger, yaitu kemasan praktis, mudah digenggam khusus untuk membawa minuman, burger dan kentang goreng sekaligus.

Dalam proses pembuatannya, Kim terlebih dulu melakukan riset. Menurut pengamatannya, banyak orang kesulitan membawa makanan tersebut, sekaligus terlalu banyak kemasan yang digunakan. Penggunaan plastik sudah dikurangi, namun akhirnya pembeli jadi kesulitan membawa kemasan fast foodnya.
"Akibatnya tak hanya tangan yang tidak nyaman, namun juga membuang-buang bahan baku karena banyak bagian kertas dan plastik yang tidak terpakai, yang mengakibatkan polusi dan pemborosan," kata Kim, seperti dimuat dalam situs Packaging of the World. Kemasan inipun dinilai bisa mengurangi penggunaan bahan baku hingga 50%.

Penggunaannyapun sangat mudah. Tedapat 3 bagian, sisi kiri, kanan dan tengah. Bagian kanannya bisa diisi burger, dan kirinya diletakkan kemasan kentang goreng. Di bagian tengah digunakan untuk menaruh gelas soda. Ketiganyapun bisa dijinjing bersama dengan satu tangan tanpa takut terbalik ataupun tumpah.


Tidak hanya hanya Kemasan Fast Food saja, berikut ini juga ada contoh-contoh inovasi kemasan yang unik-unik dari berbagai produk.

kemasan darah berbentuk beruang

 Kemasan Cola Transparan

 Kemasan Telur

Kemasan Pizza yang menyerupai gigi

Kemasan Susu

Kemasan Beer yang menyerupai hewan

Kemasan Spaghetti

Kemasan Teh Celup Berbentuk Pohon Cemara

Kemasan Botol yang Bisa di Kelupas

Kemasan Minuman yang Menyerupai Kantong Darah



Dan masih banyak lagi inovasi - inovasi kemasan yang ada di dunia kemasan ini.